Tiket Wisata Hutan Mangrove

Wisata Hutan Mangrove Desa Budo, minahasa utara

08:00 - 17:00 WITA

Tersedia dalam Bahasa

Minimum pemesanan tiket

4 kali dipesan

Informasi Detail

Deskripsi Aktivitas

Desa Budo memiliki hutan mangrove (bakau) yang sangat besar, dengan memiliki luas sebesar 3000 meter persegi, adapun fungsi dan manfaat hutan mangrove yang sampai sekarang Desa Budo miliki yaitu :

  1. Mangrove Sebagai Ekowisata
    Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Bentuk pariwisata ini telah menjadi salah satu kegiatan ekonomi global yang terbesar. Suatu cara untuk membayar konservasi alam dan meningkatkan nilai lahan-lahan dalam kondisi alami. “Ekowisata sesungguhnya adalah suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial” (Lindberg 1995).
  2. Mangrove Sebagai Tempat Pendidikan & Penelitian 
    Sejauh ini hutan mangrove yang Desa Budo miliki sudah banyak Universitas di Sulawesi Utara mendatangi untuk membuat Penelitian, sebagiannya dari Dinas Kehutanan Sulawesi Utara yang datang untuk studi banding agar mengetahui lebih dekat tentang Mangrove. Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang bersifat unik, sebab melingkupi ekosistem darat dan laut dimana didalamnya terdapat beragam biota daratan dan akuatik. Kondisi yang khas tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pendidikan dan penelitian baik yang berhubungan dengan faktor biofisik ataupun faktor sosial ekonomis untuk menunjang pengelolaan sumberdaya hayati yang rasional di daerah pesisir. 
  3. Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon 
    Sebagaimana ekosistem hutan lainnya, ekosistem mangrove mempunyai peran sebagai penyerap karbondioksida (CO2) dari udara. Menurut Donato et al. (2012): Deforestasi dan perubahan tata guna lahan saat ini menyebabkan emisi karbondioksida (CO2) sekitar 8–20% yang bersumber dari kegiatan manusia di tingkat global, menempati posisi kedua setelah pembakaran bahan bakar fosil. Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara meningkatkan peran hutan sebagai penyerap CO2 melalui sistem pengelolaan hutan alam dan hutan tanaman yang sinergis dengan fungsi sosial dan nilai ekonomi hutan tersebut.

 

Budo Village has a very large mangrove forest, with an area of ​​3000 square meters. The functions and benefits of the Mangrove Forest that Budo Village are:

  1. Mangroves as Ecotourism: Ecotourism is a form of tourist travel to natural areas carried out to conserve the environment and preserve the life and welfare of residents. This form of tourism has become one of the largest global economic activities. A way to pay for nature conservation and increase the value of lands in natural condition. "Ecotourism is a combination of various interests that grow from environmental, economic, and social concerns" (Lindberg 1995).
  2. Mangroves as a Place for Education & Research: Many universities in North Sulawesi have visited the mangrove forest in Budo Village to do research, some of them from the North Sulawesi Forestry Service who came for a comparative study to find out more about Mangroves. The mangrove ecosystem is unique because it covers land and sea ecosystems where there are a variety of terrestrial and aquatic biota. These unique conditions are a special attraction for education and research, both related to biophysical factors and socio-economic factors to support the management of biological resources. rational in coastal areas.
  3. Mangroves as a Carbon Store: Like other forest ecosystems, the mangrove ecosystem has a role as an absorber of carbon dioxide (CO2) from the air. According to Donato et al. (2012): Deforestation and changes in land use currently cause around 8–20% of carbon dioxide (CO2) emissions originating from human activities at the global level, occupying second place after the burning of fossil fuels. This problem can be overcome by increasing the role of forests as a CO2 absorber through a natural forest and plantation management system that is synergistic with the social function and economic value of the forest.

Jangan lupa membawa:

  • Tabir Surya / Sunscreen.
  • Masker / Face Mask.
  • Hand Sanitizer / Hand Sanitizer.

Harap Diperhatikan

Informasi Tambahan

  • Pengunjung harus melapor terlebih dahulu sebelum memasuki kawasan wisata (pos jaga) / Visitors must report first before entering the tourist area (guard post).
  • Pengunjung yang masuk dan tiba-tiba keluar dengan tidak memiliki alasan yang jelas, tidak bisa meminta refund uang masuk wisata / Visitors who enter and suddenly leave for no apparent reason cannot request a refund for their entrance fee.

Atourin Regenerative Tourism Initiative

Aktivitas wisata ini akan mengeluarkan emisi karbon sebesar 1 KgCO2e. Dalam rangka Carbon Offsetting (menyeimbangi jejak karbon), kamu harus melakukan penanaman sebanyak 1 pohon. Biaya Carbon Offsetting akan digunakan untuk penanaman pohon di destinasi wisata yang kamu kunjungi, biaya penyeimbangan karbon tersebut sudah termasuk biaya bibit pohon dan perawatan pohon untuk 1 tahun ke depan.

Mari mendukung gerakan pariwisata regeneratif bersama Atourin. Travel More, Sustain More.

Belum ada ulasan

Belum ada rating

Tentang Mitra

Paket Tur

Experience

Lihat Profil Lengkap

Harga mulai dari

Rp 0

Apa yang mau kamu tanya?

chat
Whatsapp Logo
chatbot Atourin Travel Assistant
bot

Halo, selamat datang di Atourin! Kami bisa menjawab semua pertanyaanmu.